1. Kurangnya Informasi
Banyak alumni yang tidak mengetahui bahwa ada proses aktivasi alumni setelah kelulusan. Sosialisasi dari pihak universitas terkadang kurang menjangkau seluruh mahasiswa, terutama mereka yang berada di daerah terpencil atau yang kurang aktif mengikuti informasi kampus.
2. Tidak Melihat Manfaat Langsung
Sebagian alumni merasa tidak mendapatkan manfaat langsung dari aktivasi tersebut. Mereka belum menyadari bahwa aktivasi alumni dapat membuka akses ke jaringan alumni, informasi lowongan pekerjaan, pelatihan, hingga peluang pengembangan karier.
3. Fokus pada Dunia Kerja
Setelah lulus, prioritas utama banyak alumni adalah mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan. Aktivasi alumni seringkali dianggap sebagai hal sekunder yang bisa ditunda, hingga akhirnya terlupakan.
4. Sistem Aktivasi yang Kurang Ramah
Proses aktivasi yang dianggap kurang user-friendly atau terlalu formal juga menjadi kendala. Jika prosesnya rumit, banyak yang memilih untuk tidak melanjutkan.
5. Tidak Ada Kewajiban Resmi
Karena tidak ada kewajiban administratif yang mengharuskan aktivasi alumni untuk mendapatkan ijazah atau transkrip, maka banyak yang mengabaikannya.
6. Kurangnya Pendampingan Setelah Wisuda
Banyak alumni merasa “dilepas” begitu saja setelah wisuda. Tidak adanya pendampingan atau arahan dari pihak universitas tentang langkah-langkah selanjutnya, termasuk aktivasi alumni, membuat proses ini tidak menjadi prioritas.
7. Masih Belum Familiar dengan Platform Alumni
Sebagian besar alumni, terutama yang tidak terlalu akrab dengan teknologi, kesulitan mengakses dan memahami cara kerja platform atau portal alumni UT yang digunakan untuk aktivasi.
8. Merasa Tidak Lagi Terhubung dengan Kampus
Setelah lulus, beberapa alumni merasa bahwa hubungan mereka dengan kampus telah berakhir. Tanpa adanya kegiatan atau komunikasi yang melibatkan alumni secara aktif, rasa keterikatan pun menurun.
9. Informasi dari Grup WA yang Menyesatkan
UT sering membentuk grup WhatsApp untuk mahasiswa yang akan wisuda sebagai media komunikasi. Sayangnya, dalam beberapa kasus, terdapat staf atau pihak tertentu yang menyampaikan bahwa bergabung dengan Ikatan Alumni UT (IKA UT) atau melakukan aktivasi alumni tidaklah wajib. Pernyataan ini, meskipun mungkin benar secara administratif, membuat banyak alumni berpikir bahwa aktivasi tidak penting atau tidak perlu dilakukan sama sekali.
10. Kurangnya Dukungan dari Staf Pengelola Alumni
Ironisnya, dalam beberapa kasus, staf yang seharusnya mengelola urusan alumni justru tidak mendukung keberadaan IKA UT. Ketidakterlibatan atau bahkan sikap yang kurang positif terhadap organisasi alumni ini menciptakan kesan bahwa keberadaan IKA UT tidak dianggap penting oleh institusi itu sendiri, sehingga mengurangi motivasi alumni untuk bergabung atau melakukan aktivasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar